APTI
Selasa, 22 Januari 2013
Selasa, 27 Desember 2011
Tugas Mandiri 5
Link Posting Tugas Mandiri 5 : http://www.ziddu.com/download/17979824/1115122022.doc.html
Selasa, 29 November 2011
Minggu, 16 Oktober 2011
Cara Mengelola Uang Ketika Berkunjung ke Asia Tenggara
Pertanyaan tentang uang saat melakukan perjalanan adalah salah satu topik yang paling populer di forum situs Travelfish. Pertanyaan yang selalu muncul adalah bagaimana dan di mana saja tempat untuk menarik uang di tempat bepergian. Silakan baca terus untuk mengetahui saran-saran untuk mengatur dana kita pada saat liburan maupun tips lainnya yang berhubungan dengan uang.
Cara terbaik untuk mengatur uang kita saat bepergian di Asia, pertama-tama kita harus paham akan biaya saat penarikan. Langkah selanjutnya, kita mulai mencari tahu kartu yang paling baik untuk menarik uang.
Setelah kita memilih kartu yang paling baik untuk bepergian, strategi terbaik adalah dengan menggunakan kartu ATM sebagai sumber utama dana, dikombinasikan dengan cek pelawat dan uang tunai sebagai sumber sekunder. Jika kita sudah melakukan penelitian dan mendapatkan kartu dengan biaya penarikan yang rendah, ini artinya kita telah memiliki kombinasi paling bagus antara kenyamanan, keselamatan dan biaya. Ada empat pertimbangan utama jika menggunakan uang di luar negeri: biaya komisi, nilai tukar, suku bunga, dan biaya transaksi.
Biaya komisi
Dapat berupa persentase atau biaya dengan harga tetap. Cek pelawat umumnya dikenakan biaya 1-3% (bisa sampai 5-6%) jika dibeli di negara asal. Biaya itu akan ditambah 1-2% ketika kita melakukan penukaran ke dalam mata uang asing (tapi, kadang-kadang bisa juga diuangkan tanpa kena biaya). Bisa juga kita tidak dikenakan biaya saat menukarkan uang, misalnya saat terpampang papan iklan "No commission", tapi kemungkinan nilai tukarnya rendah atau ada biaya tersembunyi.
Mata uang tertentu lebih berharga dibandingkan lainnya. Nilai tukar sangat bervariasi, hal yang harus selalu diingat adalah belilah mata uang asing di Asia. Kami pernah menulis pada tahun 2007, satu bank asal Australia yang sangat populer menawarkan untuk menjual Baht Thailand pada tingkat 27,9812. Sebuah bank Thailand yang sama populernya bersedia membeli dollar Australia pada angka 30,61875. Jika kita menukarkan A $1.000 maka akan ada perbedaan besar, 27.981 baht vs 30.618 - hampir A $100. Jual-beli valuta asing adalah hal yang penuh "permainan" jika kita menggunakan kartu kredit atau kartu debit di luar negeri. Mereka akan memberikan konversi sesuai tingkat antar bank, tetapi bukan tidak mungkin selanjutnya ada biaya transaksi sampai 3%.
Suku bunga
Penyedia jasa keuangan akan mengenakan biaya jika kita meminjam uang tunai atau berbelanja dengan kartu. Salah satu cara untuk menghindari kewajiban membayar bunga adalah mengisi kartu kredit dengan dana yang cukup sebelum berangkat. Hal ini sering kali bermanfaat, tapi beberapa kartu langsung mengenakan bunga begitu kita menarik uang, meskipun kartu kita masih punya dana lebih. Perhatikan syarat-syarat tersembunyi dalam kartu kredit!
Biaya transaksi
Biaya transaksi biasanya kecil tapi bisa memberatkan. Biasanya biaya transaksi dalam kisaran $2-5 per transaksi. Di Vietnam hal ini bisa "tidak main-main" karena penarikan tunggal terbesar dari ATM adalah sekitar $125 - artinya jika kita ingin $500 secara tunai, kita harus menarik $125 empat kali, artinya ada biaya transaksi minimal $8. Ini tidak menjadi masalah di Kamboja yang batas penarikan tunggalnya $ 2000.
Pro dan kontra
Uang tunai adalah yang paling memudahkan kita. Sangat fleksibel dan kita tidak perlu menunjukkan paspor jika ingin menukarkan uang atau menukarkan cek pelawat. Tapi, uang tunai juga paling mudah hilang, sangat berisiko untuk membawa uang dalam jumlah besar. Jika hilang atau dicuri, artinya benar-benar tak kembali. Ini jelas beda dengan Cek pelawat yang dapat diganti. Asia adalah tempat yang bagus untuk menukarkan uang. Jika memungkinkan, bandingkan dulu nilai tukar di sejumlah tempat penukaran uang, tapi tentunya tak perlu buang waktu dan uang demi mondar-mandir melintasi kota untuk menghemat 10 baht. Bank dan penukaran uang biasanya memberikan harga yang jauh lebih baik dari pada hotel atau bisnis lainnya. Langkah bijaksana adalah menukar uang di penukar uang berlisensi karena meski kita mendapat nilai tukar yang tidak terlalu menguntungkan, tapi terhindar dari penipuan atau diberi uang palsu. Pecahan besar biasanya mendapatkan nilai tukar yang lebih baik di penukaran uang, tetapi tak ada salahnya menyimpan beberapa pecahan kecil. Cara cerdas lainnya adalah menyimpan beberapa ratus dollar tunai untuk keadaan darurat.
Cek pelawat
Keuntungan utama dari cek pelawat adalah dapat diganti jika hilang atau dicuri. Kelemahannya adalah bahwa sering ada (meskipun tidak selalu) biaya saat menukarkan cek tersebut. Meskipun demikian, anggap saja ini hal kecil atau sejenis asuransi dalam perjalanan karena kita dijamin mendapatkan uang tunai dalam keadaan darurat. Cek pelawat biasanya diterbitkan dalam dolar AS, tetapi mata uang lainnya juga semakin diterima. Ketika membeli cek pelawat, bandingkanlah dulu antara beberapa penyedia dan biaya-biaya yang mereka kenakan. Jika cek yang ditawarkan bebas biaya komisi, perhatikan dulu dengan seksama kurs yang ditawarkan. Tanyakan juga ada-tidaknya biaya saat cek pelawat itu kita jual kembali. Juga, tanyakan lokasi di tempat tujuan yang menerima penukaran cek pelawat secara gratis. Belilah cek pelawat untuk nilai besar - minimal $100. Di bawah itu, kita akan kehilangan terlalu banyak karena membayar biaya-biaya. Menyimpan beberapa ratus dolar dalam bentuk cek pelawat sebagai cadangan merupakan hal yang cerdas. Jika kita kehilangan kartu ATM, ada pemadaman listrik, jaringan ATM sementara off-line atau di tempat terpencil yang tidak menerima ATM, cek pelawat bisa jadi alternatif.
Kartu kredit dan debet
Periksa dengan hati-hati istilah dan syarat-syarat di kartu kita. Periksa dengan seksama ketentuan transaksi ATM dan biaya konversi mata uang. Pastikan kartu kita memiliki simbol Cirrus atu Maestro Plus- jika tidak, kita mungkin tidak dapat menggunakannya di luar negeri. Jika kita menggunakan kartu untuk melakukan penarikan ATM, setiap kali penarikan lakukanlah dalam jumlah besar. Biaya yang dibebankan tidak akan sebesar jika kita menarik berulang kali dalam jumlah kecil (asumsinya, Anda merasa cukup aman dan nyaman membawa uang tunai). Pastikan kita memiliki kode PIN ATM 4-digit karena kode 6-digit kadang-kadang tidak berlaku di Asia. Keypad ATM di Asia biasanya tanpa huruf, jadi jika pin ATM kita menggunakan huruf, pastikan mengetahui angka yang sesuai. Jika ragu, gunakan tombol ponsel untuk mengetahuinya. Beri tahu bank kita bahwa nasabahnya sedang bepergian ke luar negeri, hal ini untuk mencegah akun kita secara tidak sengaja termatikan. Pertimbangkan juga untuk membawa ATM kedua atau kartu kredit dari rekening lain sebagai cadangan jika kartu utama hilang atau dicuri. Usahakan agar hanya menggunakan mesin ATM di dalam atau di sebelah bank. Jadi, jika ada masalah dengan kartu, kita bisa meminta bantuan staf bank.
Kartu perjalanan prabayar
Ini semacam kartu debit, kita mengisi kartu dengan uang sebelum bepergian kemudian menggunakannya seperti kartu kredit atau kartu debit. Contohnya adalah Visa TravelMoney, MasterCard Traveller's Cash cards dan Post Office Travel Money Card. Tetap berhati-hati terhadap biaya transaksi seperti pada kartu kredit dan kartu debit.
Saran buat negara-negara tertentu
Kamboja
Demi kepraktisan, mata uang di Kamboja adalah dolar AS, dan hampir semua hotel, restoran, tur dan toko menerima dolar. Akan sangat berguna jika kita membawa dolar pecahan kecil misalnya setumpuk uang kertas satu dolar. Uang kembalian dalam jumlah kecil akan diberikan dalam mata uang lokal, riel, dan akan sangat berguna untuk transaksi kecil. Jangan pernah menerima uang kertas dolar AS yang robek di Kamboja - bahkan robek kecil atau lubang akan membuatnya susah laku. Uang kertas baru pecahan $100 sudah pasti diterima. ATM, misalnya Royal Bank ANZ, mengeluarkan dolar AS dan tersedia di pusat-pusat wisata utama seperti Phnom Penh, Siem Reap, Battambang dan Sihanoukville. Beberapa ATM juga mengeluarkan mata uang lokal, riel, tetapi biasanya hanya untuk pemegang rekening lokal. ANZ mengenakan biaya $2 per penarikan yang menggunakan kartu asing. Baht Thailand juga diterima di beberapa tempat di Kamboja, tetapi nilai tukar biasanya tidak menguntungkan seperti dolar.
Laos
Mata uang resmi di Laos adalah kip tapi urusan bisnis biasanya menggunakan dolar AS dan baht Thailand. Uang kembalian bisa berupa kip atau dolar AS, tergantung besar-kecilnya.
ATM dengan akses internasional tersedia di sebagian besar pusat wisata utama di Laos, tapi setiap penarikan dibatasi dalam jumlah yang tak besar (700 ribu kip di BCEL atau hingga 1 juta kip di Lao Development Bank). Artinya, biaya untuk menarik dana menjadi mahal. Lebih baik kita membawa uang tunai dalam persentase yang lebih tinggi (dollar AS atau baht Thailand) atau cek pelawat saat bepergian di Laos. Kartu kredit dan kartu debit sangat berguna di Laos, khususnya pada bisnis skala besar dan Anda bisa menarik uang tunai di kasir menggunakan kartu-kart ini. Tapi, ada biaya tambahan 3% pada semua transaksi kredit dan kartu debit.
Singapura
Mata uang Singapura adalah dolar Singapura. Kita dapat dengan mudah melakukan penarikan tunai dengan ATM atau kartu kredit jika melakukan pembelian dalam jumlah besar.
Berbagai tempat hanya menerima Baht Thailand, tapi sebagian toko perhiasan atau penjahit masih mengenakan tarif dolar AS atau Euro. Thailand memiliki jaringan ATM yang luas, dengan ATM yang tersedia bahkan di lokasi terpencil. Bank dan jasa penukaran uang ada di mana-mana. Semua ATM di Thailand menarik 150B sebagai biaya transaksi jika menggunakan kartu asing.
Vietnam
Dolar AS cukup mudah digunakan di Vietnam tapi akan lebih menguntungkan kita jika pembayaran kita lakukan dalam mata uang lokal, dong. Dan untuk pembelian kecil, Anda diharap untuk membayar dengan dong. ATM tersedia dengan mudah, meski batas per penarikan adalah 2 juta dong atau cuma sekitar $125. Harap perhatikan biaya-biaya jasa penarikan.
Saran-saran umum
Ada beberapa tips lain agar perjalanan Anda lancar.
Uang kembalian mungkin akan menjadi masalah jika kita bertransaksi di restoran dan toko-toko kecil, jadi pecahkanlah dulu uang kertas Anda setiap kali ada kesempatan. Tips lainnya adalah membayar dengan pecahan kecil, misalnya membayar tagihan 280 baht dengan tiga lembar 100 baht. Ini lebih baik daripada menyerahkan uang kertas 500 baht atau 1000 baht, sekaligus mengurangi risiko tidak mendapatkan uang kembalian secara penuh. Koin masih digunakan di Thailand dan Singapura, tetapi tidak lagi digunakan di Vietnam, Laos dan Kamboja. Jika kita keluar kota, hanya bawa yang diperlukan dan lainnya tinggalkan di brankas di kamar atau safety box yang disediakan. Terakhir, ingatlah bahwa dong Vietnam, riel Kamboja, dan kip Laos hanya berharga di dalam negeri masing-masing. Jadi sebelum anda pulang, habiskan uang itu atau masukkan ke kotak amal.Jumat, 14 Oktober 2011
Perubahan Akuntansi di tahun 2011
Selamat tahu baru para peminat akuntansi. Awal Januari 2011 ini merupakan awal penerapan beberapa PSAK yang konvergen dengan IFRS seperti misalnya PSAK 1. Selain itu, awal tahun ini juga merupakan awal penerapan SAK ETAP. Artikel ini akan membahas beberapa perubahan terkait penerapan SAK ETAP dan PSAK baru, termasuk juga membahas beberapa topik terkait perubahan ini.
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, merupakan PSAK yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement) – yang kemudian disebut saja sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang penyajian informasinya ditujukan untuk seluruh pihak berkepentingan (stakeholder). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antar pihak-pihak tersebut (stakeholder). Sebagai contoh, manajemen tidak ingin menyajikan laba yang tinggi karena ini akan berarti peningkatan pembayaran pajak (pemerintah menginginkan sebaliknya, laba yang tinggi untuk mendapat pajak yang tinggi), selain itu laba yang tinggi akan membuat karyawan meminta bonus. Konflik kepentingan (conflict of interest) semacam ini dapat terjadi jika laporan keuangan ditujukan untuk melayani kepentingan satu pihak saja. Oleh karena itu, untuk melayani kepentingan satu pihak tertentu, entitas menyajikan laporan keuangan bertujuan khusus (special purpose financial statement), sebagai contoh adalah laporan fiskal.
Pada tahun 2011 ini, laporan keuangan akan mengalami sedikit perubahan. Perubahan yang paling mencolok akan terlihat dalam laporan laba rugi yang menjadi laporan laba rugi komprehensif. Mulai tahun 2011, pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan. Alasannya karena tidak ada hal yang luar biasa (extraordinary). Semua kejadian di dunia adalah biasa dan seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen melalui manajemen risiko. Oleh karena itu, dalam tahun 2011, manajemen diharapkan memiliki manajemen risiko yang baik. Sebagai contoh, kebakaran maupun bencana alam merupakan kejadian biasa, bukan kejadian luar biasa. Diharapkan manajemen dapat melakukan manajemen risiko yang baik atas kejadian-kejadian semacam ini. Sebagai lelucon, mungkin yang disebut dengan kejadian luar biasa adalah jika ada mahkluk asing yang mengakuisisi perusahaan.
Untuk jurnalnya maupun penyajian pos luar biasa di tahun 2011 ini, jika dahulu kejadian kebakaran dicatat sebagai kerugian luar biasa pada akun yang terbakar. Sekarang, jika terjadi kebakaran dan aset masih tersisa, maka aset tersebut diturunkan nilainya (impairment). Jika aset tidak tersisa lagi, maka dicatat sebagai kerugian di luar usaha pokok. Logika yang sama berlaku untuk kejadian bencana alam seperti gempa bumi atau lain sebagainya.
Selain tidak adanya lagi pos luar biasa, saat ini muncul pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income). Disebut pendapatan komprehensif lain karena pos-pos ini menampung peningkatan aset karena peningkatan ekuitas yang bukan karena transaksi oleh pemilik (cek KDPPLK, definisi ini adalah definisi pendapatan). Oleh karena pos-pos yang menampung hasil revaluasi nilai wajar ini belum terealisasi (unrealized), maka tidak cocok masuk ke laba-rugi. Pos-pos ini juga tidak dimasukkan ke ekuitas karena memenuhi definisi pendapatan. Oleh karena itulah, pos-pos ini disendirikan dalam pendapatan komprehensif lain (dinamai dengan kata awal ‘pendapatan’/‘income‘, bukannya ‘pendapatan atau beban’, karena definisi yang sesuai dengan pendapatan).
Pendapatan komprehensif lain ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan nilai wajar, oleh karena itu pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain bukan pendapatan yang berbentuk uang (unrealized), sebagai contoh pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK 1 adalah:
Perubahan surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud (PSAK 16 & 19) -> Jika menggunakan model revaluasi. Jika surplus, masuk ke Pendapatan Komprehensif Lain, jika setelah surplus ada kerugian maka kerugian masuk ke P&L setelah digunakan untuk membuat surplus menjadi nol.
Keuntungan /kerugian aktuarial program manfaat pasti (PSAK 24) -> Ketentuan ini berlaku 2012
Keuntungan /kerugian penjabaran LK entitas asing (PSAK 10) -> Jika memiliki cabang di luar negeri dan harus dikonsolidasi.
Keuntungan /kerugian pengukuran kembali aset keuangan kategori tersedia untuk dijual (PSAK 5 5 ) -> Instrumen keuangan yang menggunakan FV adalah AFS.
Bagian efektif keuntungan /kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (PSAK 5 5 )
Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi -> Dicatat menggunakan metode ekuitas, misalnya jika entitas anak punya OCI, induk investasi 40%, maka induk mendapat bagian OCI 40%.
Dapat dilihat dalam poin pertama contoh di atas, perubahan surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud, merupakan pos yang digunakan untuk menampung keuntungan dan kerugian karena revaluasi (menggunakan nilai wajar). Hal yang sama berlaku untuk pos lainnya, bahwa pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain merupakan pendapatan yang masih unrealized.
Pendapatan komprehensif lain ini secara prinsip disajikan di bawah laba/rugi bersih. Penyajian ini dapat dalam bentuk satu laporan (single step) yang mana penyajian laba/rugi (pendapatan dikurangi beban hingga laba bersih) dilanjutkan dengan pendapatan komprehensif lain sehingga ditemukan total pendapatan komprehensif lain (laba bersih ditambah pendapatan komprehensif lain). Penyajian bisa juga dalam bentuk ganda (multiple step), dalam penyajian ini laporan laba rugi dipisahkan dengan pendapatan komprehensif lain, namun dengan urutan perhitungan yang masih sama (laba bersih dipindahkan ke pendapatan komprehensif lain untuk menghitung total pendapatan komprehensif lain).
Selain perubahan dalam laporan laba rugi, terdapat juga perubahan dalam laporan neraca (laporan posisi keuangan).
Perubahan dalam neraca terdapat dalam penyajian hak minoritas. Dahulu hak minoritas disajikan di antara kewajiban (sekarang disebut dengan liabilitas karena konflik penerjemahan dengan obligation dalam artian kewajiban) dan ekuitas. Saat ini, hak minoritas (namanya berubah menjadi kepentingan non pengendali, karena sekarang prinsipnya adalah pengendalian, bukan mayoritas atau minoritas lagi) disajikan di dalam komponen ekuitas. Hal ini dikarenakan laporan neraca menunjukkan persamaan akuntansi. Dalam persamaan akuntansi tidak ada elemen hak minoritas, yang mana hak minoritas ini seharusnya merupakan bagian dari ekuitas. Oleh karena itu, sekarang penyajian laporan neraca disesuaikan dengan elemen-elemen laporan neraca (aset = liabilitas + ekuitas).
Jika diamati, PSAK 1 (revisi 2009) diadopsi dari IAS 1. Dalam IAS 1, penyajian dalam neraca aset diurutkan dari non current asset diikuti dengan current asset. Sedangkan di Indonesia penyajian diurutkan berdasar likuiditas (current asset diikuti dengan non current asset). Perubahan dalam adopsi dikarenakan dalam IAS 1, urutan penyajian bukan merupakan suatu hal yang wajib. Selain itu, di Indonesia sudah terbiasa menyajikan berdasar likuiditasnya.
Selain PSAK 1, tahun 2011 ini juga merupakan tahun penerapan SAK ETAP. Bapepam LK telah mengeluarkan edaran bagi pihak-pihak berkepentingan (asosiasi-asosiasi, emiten, dan regulator lain) pada akhir tahun kemarin, yang kurang lebih isinya adalah mengingatkan bahwa tahun 2011 adalah tahun penerapan SAK ETAP. SAK ETAP ini diterapkan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan (tidak memiliki fungsi fidusia atau memegang kepentingan banyak orang), sehingga entitas-entitas berakuntabilitas publik tidak dapat menerapkan SAK ETAP.
Dengan diterapkannya SAK ETAP pada tahun 2011 ini, maka Indonesia memiliki 3 SAK yang berlaku (SAK Umum, ETAP, dan Syariah). Hal ini patut dicermati oleh para pemeriksa pajak, karena dalam peraturan perpajakan disebutkan bahwa penyajian laporan fiskal mengikuti SAK, kecuali diatur berbeda dalam peraturan perpajakan. Hal ini berarti jika tidak diatur dalam peraturan pajak, penyajian laporan berdasarkan SAK. Dalam SAK ETAP dan SAK Umum, terdapat perbedaan pengaturan. Contoh yang paling signifikan mengenai poin ini adalah mengenai aset takberwujud. Aset takberwujud ini tidak diatur dalam peraturan perpajakan, oleh karena itu dalam laporan fiskal, aset takberwujud akan mengikuti SAK. Untuk entitas yang berakuntabilitas publik akan mengikuti SAK Umum sedangkan entitas tanpa akuntabilitas publik mengikuti SAK ETAP. Dalam SAK Umum, aset takberwujud dapat dihasilkan dari internal (melalui proses pengembangan dalam tahapan litbang) maupun eksternal (contohnya membeli lisensi, merk dagang, hak cipta, atau software). Dalam SAK ETAP, aset takberwujud hanya berasal dari eksternal. Selain itu, amortisasi aset takberwujud dalam SAK Umum berdasarkan indentifikasi umur manfaat (jika takterbatas maka tidak diamortisasi tapi dilakukan impairment), dalam SAK ETAP berdasrkan pola pemanfaatannya (jika tidak dapat diidentifikasi maka menggunakan garis lurus).
Sebagai penutup, pada tahun 2011 ini terdapat berbagai perubahan baru dalam pelaporan keuangan. Dampak penerapan SAK Umum (sebagai hasil dari konvergensi IFRS) maupun SAK ETAP ini tidak hanya perlu dicermati oleh para akuntan namun juga pemeriksa pajak. Semoga artikel ini bermanfaat.
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, merupakan PSAK yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement) – yang kemudian disebut saja sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang penyajian informasinya ditujukan untuk seluruh pihak berkepentingan (stakeholder). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antar pihak-pihak tersebut (stakeholder). Sebagai contoh, manajemen tidak ingin menyajikan laba yang tinggi karena ini akan berarti peningkatan pembayaran pajak (pemerintah menginginkan sebaliknya, laba yang tinggi untuk mendapat pajak yang tinggi), selain itu laba yang tinggi akan membuat karyawan meminta bonus. Konflik kepentingan (conflict of interest) semacam ini dapat terjadi jika laporan keuangan ditujukan untuk melayani kepentingan satu pihak saja. Oleh karena itu, untuk melayani kepentingan satu pihak tertentu, entitas menyajikan laporan keuangan bertujuan khusus (special purpose financial statement), sebagai contoh adalah laporan fiskal.
Pada tahun 2011 ini, laporan keuangan akan mengalami sedikit perubahan. Perubahan yang paling mencolok akan terlihat dalam laporan laba rugi yang menjadi laporan laba rugi komprehensif. Mulai tahun 2011, pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan. Alasannya karena tidak ada hal yang luar biasa (extraordinary). Semua kejadian di dunia adalah biasa dan seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen melalui manajemen risiko. Oleh karena itu, dalam tahun 2011, manajemen diharapkan memiliki manajemen risiko yang baik. Sebagai contoh, kebakaran maupun bencana alam merupakan kejadian biasa, bukan kejadian luar biasa. Diharapkan manajemen dapat melakukan manajemen risiko yang baik atas kejadian-kejadian semacam ini. Sebagai lelucon, mungkin yang disebut dengan kejadian luar biasa adalah jika ada mahkluk asing yang mengakuisisi perusahaan.
Untuk jurnalnya maupun penyajian pos luar biasa di tahun 2011 ini, jika dahulu kejadian kebakaran dicatat sebagai kerugian luar biasa pada akun yang terbakar. Sekarang, jika terjadi kebakaran dan aset masih tersisa, maka aset tersebut diturunkan nilainya (impairment). Jika aset tidak tersisa lagi, maka dicatat sebagai kerugian di luar usaha pokok. Logika yang sama berlaku untuk kejadian bencana alam seperti gempa bumi atau lain sebagainya.
Selain tidak adanya lagi pos luar biasa, saat ini muncul pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income). Disebut pendapatan komprehensif lain karena pos-pos ini menampung peningkatan aset karena peningkatan ekuitas yang bukan karena transaksi oleh pemilik (cek KDPPLK, definisi ini adalah definisi pendapatan). Oleh karena pos-pos yang menampung hasil revaluasi nilai wajar ini belum terealisasi (unrealized), maka tidak cocok masuk ke laba-rugi. Pos-pos ini juga tidak dimasukkan ke ekuitas karena memenuhi definisi pendapatan. Oleh karena itulah, pos-pos ini disendirikan dalam pendapatan komprehensif lain (dinamai dengan kata awal ‘pendapatan’/‘income‘, bukannya ‘pendapatan atau beban’, karena definisi yang sesuai dengan pendapatan).
Pendapatan komprehensif lain ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan nilai wajar, oleh karena itu pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain bukan pendapatan yang berbentuk uang (unrealized), sebagai contoh pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK 1 adalah:
Perubahan surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud (PSAK 16 & 19) -> Jika menggunakan model revaluasi. Jika surplus, masuk ke Pendapatan Komprehensif Lain, jika setelah surplus ada kerugian maka kerugian masuk ke P&L setelah digunakan untuk membuat surplus menjadi nol.
Keuntungan /kerugian aktuarial program manfaat pasti (PSAK 24) -> Ketentuan ini berlaku 2012
Keuntungan /kerugian penjabaran LK entitas asing (PSAK 10) -> Jika memiliki cabang di luar negeri dan harus dikonsolidasi.
Keuntungan /kerugian pengukuran kembali aset keuangan kategori tersedia untuk dijual (PSAK 5 5 ) -> Instrumen keuangan yang menggunakan FV adalah AFS.
Bagian efektif keuntungan /kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (PSAK 5 5 )
Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi -> Dicatat menggunakan metode ekuitas, misalnya jika entitas anak punya OCI, induk investasi 40%, maka induk mendapat bagian OCI 40%.
Dapat dilihat dalam poin pertama contoh di atas, perubahan surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud, merupakan pos yang digunakan untuk menampung keuntungan dan kerugian karena revaluasi (menggunakan nilai wajar). Hal yang sama berlaku untuk pos lainnya, bahwa pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain merupakan pendapatan yang masih unrealized.
Pendapatan komprehensif lain ini secara prinsip disajikan di bawah laba/rugi bersih. Penyajian ini dapat dalam bentuk satu laporan (single step) yang mana penyajian laba/rugi (pendapatan dikurangi beban hingga laba bersih) dilanjutkan dengan pendapatan komprehensif lain sehingga ditemukan total pendapatan komprehensif lain (laba bersih ditambah pendapatan komprehensif lain). Penyajian bisa juga dalam bentuk ganda (multiple step), dalam penyajian ini laporan laba rugi dipisahkan dengan pendapatan komprehensif lain, namun dengan urutan perhitungan yang masih sama (laba bersih dipindahkan ke pendapatan komprehensif lain untuk menghitung total pendapatan komprehensif lain).
Selain perubahan dalam laporan laba rugi, terdapat juga perubahan dalam laporan neraca (laporan posisi keuangan).
Perubahan dalam neraca terdapat dalam penyajian hak minoritas. Dahulu hak minoritas disajikan di antara kewajiban (sekarang disebut dengan liabilitas karena konflik penerjemahan dengan obligation dalam artian kewajiban) dan ekuitas. Saat ini, hak minoritas (namanya berubah menjadi kepentingan non pengendali, karena sekarang prinsipnya adalah pengendalian, bukan mayoritas atau minoritas lagi) disajikan di dalam komponen ekuitas. Hal ini dikarenakan laporan neraca menunjukkan persamaan akuntansi. Dalam persamaan akuntansi tidak ada elemen hak minoritas, yang mana hak minoritas ini seharusnya merupakan bagian dari ekuitas. Oleh karena itu, sekarang penyajian laporan neraca disesuaikan dengan elemen-elemen laporan neraca (aset = liabilitas + ekuitas).
Jika diamati, PSAK 1 (revisi 2009) diadopsi dari IAS 1. Dalam IAS 1, penyajian dalam neraca aset diurutkan dari non current asset diikuti dengan current asset. Sedangkan di Indonesia penyajian diurutkan berdasar likuiditas (current asset diikuti dengan non current asset). Perubahan dalam adopsi dikarenakan dalam IAS 1, urutan penyajian bukan merupakan suatu hal yang wajib. Selain itu, di Indonesia sudah terbiasa menyajikan berdasar likuiditasnya.
Selain PSAK 1, tahun 2011 ini juga merupakan tahun penerapan SAK ETAP. Bapepam LK telah mengeluarkan edaran bagi pihak-pihak berkepentingan (asosiasi-asosiasi, emiten, dan regulator lain) pada akhir tahun kemarin, yang kurang lebih isinya adalah mengingatkan bahwa tahun 2011 adalah tahun penerapan SAK ETAP. SAK ETAP ini diterapkan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan (tidak memiliki fungsi fidusia atau memegang kepentingan banyak orang), sehingga entitas-entitas berakuntabilitas publik tidak dapat menerapkan SAK ETAP.
Dengan diterapkannya SAK ETAP pada tahun 2011 ini, maka Indonesia memiliki 3 SAK yang berlaku (SAK Umum, ETAP, dan Syariah). Hal ini patut dicermati oleh para pemeriksa pajak, karena dalam peraturan perpajakan disebutkan bahwa penyajian laporan fiskal mengikuti SAK, kecuali diatur berbeda dalam peraturan perpajakan. Hal ini berarti jika tidak diatur dalam peraturan pajak, penyajian laporan berdasarkan SAK. Dalam SAK ETAP dan SAK Umum, terdapat perbedaan pengaturan. Contoh yang paling signifikan mengenai poin ini adalah mengenai aset takberwujud. Aset takberwujud ini tidak diatur dalam peraturan perpajakan, oleh karena itu dalam laporan fiskal, aset takberwujud akan mengikuti SAK. Untuk entitas yang berakuntabilitas publik akan mengikuti SAK Umum sedangkan entitas tanpa akuntabilitas publik mengikuti SAK ETAP. Dalam SAK Umum, aset takberwujud dapat dihasilkan dari internal (melalui proses pengembangan dalam tahapan litbang) maupun eksternal (contohnya membeli lisensi, merk dagang, hak cipta, atau software). Dalam SAK ETAP, aset takberwujud hanya berasal dari eksternal. Selain itu, amortisasi aset takberwujud dalam SAK Umum berdasarkan indentifikasi umur manfaat (jika takterbatas maka tidak diamortisasi tapi dilakukan impairment), dalam SAK ETAP berdasrkan pola pemanfaatannya (jika tidak dapat diidentifikasi maka menggunakan garis lurus).
Sebagai penutup, pada tahun 2011 ini terdapat berbagai perubahan baru dalam pelaporan keuangan. Dampak penerapan SAK Umum (sebagai hasil dari konvergensi IFRS) maupun SAK ETAP ini tidak hanya perlu dicermati oleh para akuntan namun juga pemeriksa pajak. Semoga artikel ini bermanfaat.
Sumber : http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2011/01/17/perubahan-akuntansi-2011/
Identitas
Langganan:
Postingan (Atom)